KONSEP HOLISTIC CARE ( CARING, HOLISME DAN HUMANISME )
Dewi Nurhasanah
0 Komentar
Klinik Keperawatan
Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang dikelola oleh Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan klinik ini merupakan bagian dari
program strategis pengembangan fakultas dalam upaya untuk mengembangkan terapi
modalitas keperawatan dan menerapkan ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk
pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan. Definisi
Holistic care sendiri merupakan Pelayanan kesehatan
dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang
meliputi kehidupan jasmani, mental, social, spiritual yang saling
mempengaruhi.
A. CARING
Caring merupakan
fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
Menurut Pasquali dan Arnold serta Watson,human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain.
Menurut Watson, ada 7 asumsi yang
mendasari konsep caring yaitu:
a) Caring
hanya akan efektif bila Di perlihatkan dan dipraktekkan secara interperonal.
b) Caring
terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi
kebutuhan manusia atau klien.
c) Caring
yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
d) Caring
merupakan respon yang dterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun
juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang terebut nantinya.
e) Lingkungan
yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan
mempengaruh seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya
sendiri.
f) Caring
lebih kompleks dari pada curing
g) Caring
merupakan inti dari keperawatan.
Proses Keperawatan dalam Teori Caring
Watson (1979) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah - langkah sama dengan proses riset
ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan
menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua
proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses
riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
a. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikas dan review
masalah menggunakan pengetahuan dari literature
yang dapat diterapkan melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan
konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979 - 2697, Vol. 1 No.3,
September 2008:147-150). Pengkajian juga
meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979)
dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu :
1) Lower order
needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi
dan oksigenisasi.
2)Lower order
needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman dan seksualitas.
3)Higher order
needs (psychosocial needs) yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan
akan penghargaan dan berafiliasi.
4) Higher order needs (intrapersonali
needs) yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
b. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable -variabel akan
diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan
konseptual atau design untuk memecahan masalah mengacu pada ASKEP serta meliputi
penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa serta bagaimana data
akan dikumpulkan.
c. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana
serta meliputi pengumpulan data.
d. Evaluasi
Merupakan metode dan proses
untuk menganalisa data juga untuk meneliti efek dari
intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi
hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai dan
apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
Jadi, teori caring menurut Watson dapat
disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam
asuhan keperawatan. (Sujana,
2008).
Manfaat
Caring :
a) Dapat
membantu memenuhi kebutuhan manusia dan klien.
b) Sebagai
focus pemersatu untuk praktek keperawatan
c) Membantu
menumbuhkan kepercayaan dan membuat hubungan dalam keperawatan secara manusiawi
d) Meningkatkan
dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negative atau baik buruknya
e) Bias
memberikan bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi pasien dan klien
f) Menimbulkan
kesensitifas terhadap diri sendiri dan orang lain
g) Caring
memberikan manfaat asuhan fisik yang baik serta meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien
Sikap Caring
ASKEP bermutu
yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan
sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata - kata
yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien dan bersikap caring sebagai media pemberi
asuhan.
Karakteristik Caring
Menurut Wolf dan Barnum (1998) :
a.
Mendengar dengan perhatian.
b.
Memberi rasa nyaman.
c.
Berkata jujur.
d.
Memiliki kesabaran.
e.
Bertanggung jawab.
f. Memberi informasi.
g. Memberi sentuhan.
h. Memajukan sensitifitas.
i. Menunjukan rasa hormat pada klien.
j. Memanggil klien dengan namanya.
f. Memberi informasi.
g. Memberi sentuhan.
h. Memajukan sensitifitas.
i. Menunjukan rasa hormat pada klien.
j. Memanggil klien dengan namanya.
B. HOLISME
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu
bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh
bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi
dibagian satu akan
mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah yang semestinya ditemukan agar dapat dipahami
berfungsinya setiap komponen
Pandangan holistik dalam
kepribadian, yang terpenting adalah
:
1. Kepribadian normal ditandai oleh
unitas, integrasi, konsistensi dan
koherensi (unity, integration,
consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik.
2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan
tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian
yang dapat dipelajari dalam isolasi.
Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3. Organisme memiliki satu dorongan
yang berkuasa, yakni aktualisasi
diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk
merealisasikan potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4. Pengaruh lingkungan eksternal pada
perkembangan normal bersifat
minimal. Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
5. Penelitian komprehensif terhadap
satu orang lebih berguna
daripada penelitian ekstensif terhadap
C. HUMANISME
Pengertian
Humanisme
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk
melakukan hal - hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai
potensi manusia dan para pendidik beraliran humanisme biasanya menfokuskan
pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif
tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam
domain afektif. Emosi merupakan karateristik sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme.
Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan
proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia.
Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal.
Ciri - Ciri Teori Humanisme
Pendekatan humanisme dalam pendidikan
menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi
manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal
sosial dan metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri,
menikmati keberadaan hidup dan masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun
diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Contoh
teori humanistic :
Dalam
teori
belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik - baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan
utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing - masing individu untuk mengenal diri
mereka sendiri sebagai manusia unik dan membantu dalam mewujudkan potensi - potensi
yang ada dalam diri mereka.
Dalam
keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan
pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat
tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. perawat yang menggunakan
pendekatan humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua yang diketahuinya
tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman,
kesukaan, dan bahasa tubuh.
Post a Comment
Post a Comment