INKONTINENSIA URIN

Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol pengeluaran urin. Pada kondisi ini terjadi peremasan otot dinding kantung kemih dan atau pelemasan otot sphincter sehingga urin dapat keluar tanpa sengaja. Umumnya inkontinensia terjadi pada mereka yang telah lanjut usia, namun tidak menutup kemungkinan kondisi ini dapat pula di alami pada usia muda.
Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihat seperti urin keluar sedikit saat tidak diinginkan ketika batuk, tertawa, olahraga, mengangkat berat, mengedan, dll (Stres incontinence) kemudian dorongan untuk BAK sangat kuat dan mendadak sehingga terkadang sudah keluar sebelum sampai ke toilet (Urge incontinence) dan terasa kuat keinginan untuk BAK namun ternyata hanya keluar sedikit disertai dengan urin yang terus menetes membahasi pakaian dalam tanpa terkendali (Overflow incontinence).
Pada pria maupun wanita gejala inkontinensia akan sama, namun menurut Dr. Indra K. Muhtadi seorang trainer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia terdapat perbedaan antara pria dan wanita pada penyebab terjadinya kondisi tersebut.
Penyebab Inkontinensia Urin pada Pri:
- Masalah pada Prostat. Ketika seorang pria bertambah tua, kelenjar prostat akan tumbuh membesar dan bila pertumbuhannya tidak normal dapat menekan dan meremas urethra. Sudah pasti akan terjadi inkontinensia urin dengan tipe Urge Incontinence atau Overflow Incontinence
- Paska pengangkatan prostat (bila prostat diangkat) bukan berarti inkontinensia urine menjadi hilang. Bila pada saat pengangkatan tersebut terjadi kerusakan syaraf dari otot keran kantung kencing, juga akan mengakibatkan inkontinensia urin dengan tipe Stress Incontinence. Kondisi ini dapat bertahan hingga setahun paska pengangkatan prostat.
- Pada kasus kanker prostat, terapi radiasi juga dapat merusak syaraf pada otot keran kantung kencing, yang juga dapat menyebabkan stress incontinence.
- Infeksi. Infeksi pada prostat yang disebut prostatitis atau infeksi pada saluran kemih juga dapat menyebabkan inkontinensia urin.
Penyebab Inkontinensia Urin pada Wanita:
- Kehamilan. Kehamilan membuat seluruh organ di dalam perut terdesak dan tertekan, tidak terkecuali kantung kemih. Tapi kondisi ini merupakan hal yang normal dan akan hilang setelah melahirkan.
- Karena proses melahirkan yang terlalu sering. Proses ini dapat membuat otot panggul menjadi melar sehingga tidak dapat mensuport kantung kemih secara baik. Kantung kencing menjadi turun menekan vagina. Akan sulit untuk mengencangkan otot sphincter sehingga urin sering keluar tanpa disadari. Urin akan dapat keluar sendiri ketika bersin, batuk, tertawa, berlari, olahraga, dll. Ini termasuk tipe stress incontinence.
- Hysterectomy atau pengangkatan rahim. Operasi ini merupakan operasi besar membuang organ. Bila terjadi penyulit saat proses operasi, dapat terjadi kerusakan pada syaraf yang mengontrol untuk BAK, maka dapat terjadi inkontinensia urin.
- Kenaikan berat badan. Seiring dengan naiknya berat badan, otot panggul melemah, kantung kemih menjadi turun menekan vagina.
- Kebiasaan menahan kencing. Walau pun ini dapat juga terjadi pada pria, namun lebih sering terjadi pada wanita, karena wanita jauh lebih sering menahan keinginan untuk BAK. Yang terjadi kemudian adalah otot dinding kantung kemih menjadi sangat meregang sampai tidak dapat meregang lagi dan menekan urin untuk keluar. Atau terjadi iritasi akibat peregangan tadi dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih. Setelahnya, walau pun sedang tidak penuh, urin akan mudah terdorong keluar karena sudah terjadi kerusakan pada otot kantung kemih tadi. Ini disebut juga sebagai overactive bladder.
- Kecendrungan seorang wanita jika sudah mengalami inkontinensia urin, mereka jadi mengisolasi diri karena malu, menjadi tidak aktif, dan terjadi iritasi di daerah inguinal (lipat paha). Ini mempercepat terjadinya infeksi saluran kemih yang malah memperparah kondisi inkontinensia urin tadi.
Yang
Meningkatkan Resiko Inkontinensia Urin:
- Kondisi kesehatan secara umum atau memiliki sejarah dalam keluarga mengidap penyakit metabolisme seperti kencing manis, dll.
- Bertambahnya usia yang membuat kapasitas kantung kencing menurun dibandingkan ketika muda.
- merokok dan sering terapar asap rokok orang lain
- Bronkitis yang membuat seseorang menjadi sangat sering batuk.
- Trauma atau cedera pada kantung kencing dan urethra.
- Stroke atau Parkinson’s disease.
- Batu pada kantung kencing.
- konstipasi (sembelit)
- Konsumsi alkohol.
- Konsumsi caffein dan minuman bersoda terlalu banyak.
- Menggunakan obat diuretic, antidepressants, sedative, narcotics, dan obat-obat diet.
Menejemen/solusi inkontinensia urin :
- Menangani penyakit penyerta semaksimal mungkin.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Berhenti mengkonsumsi alkohol dan membatasi konsumsi caffein serta minuman bersoda.
- Makan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
- Menjaga berat badan agar senantiasa normal.
- Melakukan latihan Kegel's exercise (fisioterapi) untuk memperkuat otot-otot dasar panggul.
- Secara rutin BAK, misalnya setiap 2 atau 3 jam sekali.
- Memakai popok dewasa. Walau pun ketika sudah membaik, agar tidak terjadi suatu kondisi yang dapat memperberat inkontinensia urinnya.
Pencegahan Inkontinensia Urin:
- Menjaga diri agar terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkannya.
- berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Makan tinggi serat agar terhindari dari sembelit.
- Berhenti mengkonsumsi alkohol.
- Mengurangi konsumsi caffein dan minuman bersoda.
- Menjadi pribadi yang aktif secara fisik dan rutin berolah raga.
- Mengontrol berat badan agar tidak menjadi kegemukan.
- Jangan menahan-nahan keinginan untuk BAK.
- Untuk wanita: jangan terlalu sering hamil dan melahirkan
REFERENSI
Borley Et.al.2007.At a Galance Ilmu Bedah.Ed.3.Jakarta:ERLANGGA
Santoso Iman B.Inkontinensia Urin pada wanita http://staff.ui.ac.id/system/files/users /budi.iman/material/inkontinensiaurinpadawanita.pdf (diakses tgl 09/01/14)
Raharjo E.R.2012.Panduaan Tata Laksana Inkotinensia Pada Dewasa.Jakarta:Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA)
Post a Comment
Post a Comment