TEORI SISTEM DAN KONSEP BERUBAH DALAM KEPERAWATAN
Dewi Nurhasanah
5 comments
A.
TEORI
SISTEM DALAM KEPERAWATAN
Pengertian
Teori Sistem
Teori sistem terdiri dari subsitem yang membentuk sebuah
sitem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi. Dalam
teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi atau merupakan kumpulan dari beberapa
komponen. Komponen tersebut saling berhubungan dan merupakan bagian dari suatu
tujuan umum untuk membentuk suatu tujuan.
Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan
gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan subsistem
yang tercangkup di dalamnya.
Ada
Dua Jenis Teori Sistem :
· Sistem Terbuka, seperti organ tubuh
manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan
lingkungan, serta perubahan antra sistem dengan lingkungan.
·
Sistem Tertutup, seperti reaksi
kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan lingkungan
Berikut Ini Merupakan Bagian-Bagian Dari Teori System, Yaitu :
INPUT, Input ini
merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukannya berupa
potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain sebagainya.
PROSES, Proses
adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan . Kegiatan yang berfungsi
untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan
dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka
yang dimaksud dengan proses adalah berbagai kagiatan dalam pelayanan kesehatan.
OUTPUT, Output
merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan
kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif
dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat sehingga pasien
sembuh dan sehat optimal .
DAMPAK,
Akibat yang dihasilkan dari sebuah hasil dari system disebut dampak, yang
terjadi relatif lama waktunya. Setelah hasil tercapai, maka dampaknya akan
menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena
pelayanan terjangkau oleh masyarakat .
UMPAN
BALIK, Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan
dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
. Umpan balik dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga
kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat .
LINGKUNGAN, Semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan disebut dengan Lingkungan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan .
LINGKUNGAN, Semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan disebut dengan Lingkungan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan .
Beberapa teori keperawatan menggunakan sistem
teori sebagai dasarnya. Sebagai contoh, Neuman (1995) menggambarkan sebuah
model manusia keseluruhan dan pendekatan sistem terbuka. Sebagai sistem
terbuka, manusia berhubungan dengan lingkungan, baik lingkungan eksternal
maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan lingkungan, dapat
mempengaruhi kesejahteraan klien.
Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu
sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan
objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari
sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran
yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu system dikatakan berhasil jika
mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.
B.
KONSEP
BERUBAH DALAM KEPERAWATAN
Pengertian
dan Jenis Perubahan
Berubah adalah bagian dari kehidupan
setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang, dan
beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan
adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan
Decker,2001).
Jadi Perubahan adalah suatu proses
dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi
status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan
yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun
organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat
menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral
dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan kesehatan, perawatan
klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien individu,
keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan seluruh
sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan
keputusan rasional. Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga
aktifitas yang berbeda yaitu :
a.
Perubahan
Spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan
yang reaktif atau tidak direncanakan, karena perubahan ini tidak benar-benar di
antisipasi, tidak dapat dihindari dan terdapat sedikit atau tidak ada waktu
untuk merencanakan strategi respons. Contoh perubahan spontan yang memengaruhi
individu adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela
posisi baru.
b. Perubahan
Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada
perubahan fisiopsikologis yang terjadi selama siklus kehidupan individu atau
perkembangan organisasi menjadi lebih kompleks.
contoh perubahan perkembangan individu adalah
bertambahnya ukuran dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya
kemampuan fisik pada lansia.
c.
Perubahan
Terencana
Menurut Lippitt (1973), perubahan
terencana adalah upaya yang disengaja dan bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi,
atau sistem sosial yang lebih besar untuk memengaruhi status quo (menetap) itu
sendiri, organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan interpersonal adalah
faktor-faktor penting dalam perubahan terencana.
Contoh perubahan terencana adalah
individu yang memutuskan untuk memperbaiki status kesehatannya dengan
menghadiri program berhenti merokok atau melakukan program olahraga.
Teori Proses Berubah
Perkembangan profesi keperawatan tidak
lepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para praktisi, akedemisi atau
seorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan
teori perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah profesi keperawatan
kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat
diketahui seperti :
a. Kurt Lewin
(1951)
Perubahan
Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan mengadakan suatu harus
memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan
agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada.
Tahap tersebut antara lain:
1). Tahap
Pencairan (Unfreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat
dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses perubahan adalah harus
memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari keadaan semula dengan merubah
terhadap keseimbangan yang ada. Di samping itu
juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau melakukan
perubahan.
2). Tahap
Bergerak (Moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya
suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses
perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi
yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga memiliki kemampuan
dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-lanhkah dalam menyesuaikan
masalah.
3). Tahap Pembekuan (Refreezing)
Tahap ini merupakan tahap pembekuan
dimana seseorang yang mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan
yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu
dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan
tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai.
Berdasarkan langkah-langkah menurut
Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan banyak hambatan. Hambatan tersebut
yang akan mempertahankan status quo (menetap) agar tidak terjadi perubahan.
Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam konsep perubahan
sesuai dengan tahapan berubah.
Prinsip dan Strategi Berubah
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan
dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
a. Strategi
Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia
sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri
dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan
dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang
memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah
perubahan.
Langkah
dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional
empirik ini dapat melalui penelitian
atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi
akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar
sesuai dengan rasional.
Strategi ini juga dilakukan pada
penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga
menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b.
Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan
standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat
nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan
menimbulkan permasalahan baru di
masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini
di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat.
Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam
penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara
melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan
untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam
berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam
pembaharu..
c. Strategi
Paksaan- Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan
karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa
dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat
dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan
lain-lain.
Reaksi –
Reaksi Terhadap Perubahan
a.
Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan
juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan
terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:
1) Keperawatan
Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang
diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan
keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam
profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah
professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi
bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
2) Keperawatan
Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai
bentuk pelayanan asuhan keperawatan
professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi
tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model
asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
3) Keperawatan
Sebagai Ilmu Pengetahuan
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan
terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan
teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu
lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
4) Keperawatan
Sebagai Komunikasi
Keperawatan sebagai
komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional
dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga
citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.
b. Hambatan
Dalam Perubahan
Perubahan
tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang akan
diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam. Diantara hal yang
menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1)
Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan
hambatan dalam perubahan karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala
kepentingan dan tujuan diri. Contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat
profesional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal
pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak
ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga
hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2)
Persepsi Yang Kurang Tepat
Persepsi yang kurang tepat atau informasi
yang belum jelas ini dapat menjadi kendala dalam proses perubahan. Berbagai
informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan
dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan
perubahan akan sulit menerima sehingga timbul kekwatiran dari perubahan
tersebut.
3) Reaksi
Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor
yang menjadi hambatan dalam perubahan, karena setiap orang memiliki reaksi
psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan sistem adaptasi. Pada setiap
orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda sehingga bisa
menjadi hambatan dalam perubahan.
Contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan
mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan
timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4)
Toleransi Terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini
tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila individu, kelompok
atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan,
maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang
terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit
dilaksanakan.
5)
Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang
pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan
sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang
dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam
perubahan.
6)
Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses
perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara
mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah
bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit
dilakukan.
7) Perasaan
Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor
penghambat dalam perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari
perubahan yang juga akan menambah ketidak amanan pada diri, kelompok atau
masyarakat.
8)
Norma
Norma
merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang tidak boleh
dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan tersebut
bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan.
Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan
sangat mudah dalam perubahan.
5 comments
thx mba bro
ReplyDeletesama" mas sidiq :p
DeleteBoleh lah bgus ni materi lengkap ths bwt yg punya blok ini
ReplyDeleteBoleh lah bgus ni materi lengkap ths bwt yg punya blok ini
ReplyDeleteBoleh lah bgus ni materi lengkap ths bwt yg punya blok ini
ReplyDelete