-->

TRANSCULTURAL NURSING


Berbagai fenomena  yang terjadi di tatanan praktek pelayanan keperawatan klinik dan komunitas menuntut pengembangan yang adaptif dan fleksibel untuk diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Hal ini tentunya memerlukan teori dan model yang sesuai dengan mengadopsi berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat, khususnya perubahan sosial, budaya, dan sistem nilai yang terjadi di masyarakat.
Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah untuk membentuk kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur.

Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan kultur yang universal. Perbedaan kultur tersebut dapat menjadi sumber informasi dalam melaksanakan keperawatan. Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Transcultural nursing ini berasal dari disiplin ilmu antropologi yang dikembangkan ke dalam konteks keperawatan. Konsep keperawatan transkultural ini didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan klien, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi pada klien.

Pengertian Transcultural Nursing

Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. (Leininger, 2002).

Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care   : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan kondisi klien
Caring  : tindakan  mendukung, berbentuk aksi atau tindakan  
Culture  : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan dan budaya klien
Cultural care  : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur   : keputusan/kelayakan  untuk bertindak
Perbedaan kultur  : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai   keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris  : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion  :  kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan kepada klien

Paradigma Transcultural Nursing

Leininger (2002) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu: manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
  Manusia /klien
            Menurut Leininger (2002), manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada.
  Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien  dalam  mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 2002)
  Lingkungan
            Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu fisik, sosial dan simbolik (Andrew & Boyle, 1995).
  Keperawatan
            Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit (Andrew & Boyle, 1995). Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan klien sesuai dengan budaya klien.

Aplikasi Transcultural Nursing dalam Asuhan Keperawatan

Terlaksananya asuhan keperawatan transkultural sangat ditentukan oleh pemahaman pengetahuan perawat pelaksana tentang teori asuhan keperawatan transkultural, karena pengetahuan yang dimiliki tersebut akan mengklarifikasi fenomena, mengarahkan dan menjawab fenomena yang dijumpai pada diri klien dan keluarganya.

1. Pengkajian
  Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya.
  Pengkajian  dirancang  berdasarkan 7 komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan transkultural Leininger yaitu :
                        - faktor teknologi
                        - faktor agama dan falsafah hidup
                        - faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan
                        - faktor nilai-nilai budayan dan gaya hidup
                        - faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
                        - faktor ekonomi
                        - faktor pendidikan

2. Diagnosa keperawatan
  Respon klien yang ditegakkan oleh perawat dengan cara mengidentifikasi budaya yang mendukung kesehatan, budaya yang menurut klien pantang untuk dilanggar, dan budaya yang bertentangan dengan kesehatannya.
  Terdapat tiga diagnosa keperawatan transkultural yang sering ditegakkan yaitu:
  1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
  2. Gangguan interksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultural
  3. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini

3. Perencanaan
  Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi sebagai pedoman Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
  a. Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintenance) 
b.Bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation/negotiations)  
c.Apabila budaya klien kurang mendukung kesehatan mengubah dan mengganti budaya  klien dan keluarganya (Cultural care repartening/recontruction).

Apabila budaya klien bertentangan dengan kesehatan, perawat perlu melakukan 3 hal dibawah ini:
1.Cultural care preservation/maintenance
    a. Identifikasi perbedaan konsep
    b. Bersikap tenang
    c. Mendiskusikan kesenjangan budaya

2. Cultural care accomodation/negotiation
    a. Gunakan bahasa yang mudah
    b. Libatkan keluarga
    c. Lakukan negosiasi

3. Cultual care repartening/reconstruction
    a. Beri kesempatan
    b. Tentukan tingkat perbedaan
    c. Gunakan pihak ketiga
    d. Terjemahkan terminologi
    e. Berikan informasi

4. Implementasi
            Bila budaya klien dengan perawat berbeda maka perawat dan klien mencoba memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang pada akhirnya akan memperkaya budaya mereka, sehingga akan terjadi tenggang rasa terhadap budaya masing-masing.
            Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak tidak percaya pada klien yang akan mengakibatkan hubungan perawat-klien yang bersifat terapeutik terganggu.

5. Evaluasi
            Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Kesimpulan
  1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan  yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.
  2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.
  3. Diagnosa keperawatan dapat mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya, membentuk budaya baru atau bahkan mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan.
  4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
  5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.

 Daftar Puastaka

Akhmadi. 2011. "Konsep Keperawatan Transkultural (Madeleine Leininger)". Lecture/Class. Gadjah Mada University. Unpublished.

Post a Comment